KSM TPS3R Tanjung Selatan Bersinar Kabupaten Tabalong Olah Sampah Organik Jadi Sumber Energi

Tumpukan sampah daun kering yang sudah melalui proses pencacahan, memenuhi dua wadah di Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) TPS3R Tanjung Selatan Bersinar.

Tempat tersebut berada di Jalan AMD Maluyung, Kompleks Pondok Karet Permai, Kelurahan Mabu'un, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Ini merupakan binaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabalong. Di sudut lainnya dari KSM TPS3R Tanjung Selatan Bersinar, juga ada beberapa karung plastik. Di dalamnya terdapat butiran pellet hasil produksi dari olahan daun yang telah dikeringkan dan dicacah melalui mesin pengolahan.

Pembuatan pellet memanfaatkan sampah organik yang bahan dasar utamanya dari daun kering ini digunakan sebagai pendamping dalam penggunaan batu bara sebagai bahan bakar. Dalam pengolahan sampah organik menjadi sumber energi terbarukan ini mereka juga mendapat dukungan dari perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan perusahaan batubara yang ada di Kabupaten Tabalong.

Ketua KSM TPS3R Tanjung Selatan Bersinar, Akhmad Syarwani, Selasa (8/3/2022), menceritakan, awal berdirinya TPS3R ini pada2018 dari aktifnya pengelolaan bank sampah. Dalam mengoperasionalkan TPS3R ini selain melakukan fungsi utama untuk pengelolaan dan pemilahan sampah, mereka juga awalnya melakukan pembuatan kompos dengan menfaatkan sampah yang ada.

Namun setelah DLH dan pihak perusahaan melakukan kunjungan Tempat Pengelohan Sampah Setempat (TOSS) untuk dijadikan bahan bakar yang ada di Bali, akhirnya KSM TPS 3R Tanjung Selatan Bersinar sebagai penggiat sampah diberdayakan mengolah sampah menjadi pellet sampah organik. "Waktu itu didatangkan instruktur dari Bali dan kami ikut latihan untuk bisa membuat pellet ini," ujarnya.



Setelah mendapatkan pelatihan, tambahnya, kemudian terus mencoba menerapkan ilmu yang didapat dan akhirnya bisa membuat Pellet Sampah Organik ini. Lalu di pertengahan 2021, pihak perusahaan yang sudah membantu menyuplai mesin pencacah dan mesin pellet meminta bisa diproduksi sebanyak 1 ton.

Akhirnya, dengan mengumpulkan daun dari beberapa petugas yang bertugas menyapu di jalan-jalan, secara bertahap dalam beberapa bulan pellet sebanyak 1 ton bisa dihasilkan. Pellet yang dibuat kemudian diuji coba dan hasilnya sudah memenuhi untuk jadi sumber energi, termasuk hasil pemeriksaan laboratorium pun sudah memenuhi standar. "Dengan diolah menjadi seperti ini, sampah akan habis dan didapatkan sumber energi alternatif," jelasnya.

Dijelaskannya juga dalam membuat pellet dari sampah organik ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan semenjak bahan bakunya terkumpul dari petugas penyapu jalan. Tahapan awal berupa biodrying yang merupakan proses pengeringan sampah menggunakan kotak bambu dan bioaktivator untuk pencegahan terjadinya lindi serta menghilangkan bau tak sedap. Setelah kering, barulah sampah organik yang ada itu dimasukan ke dalam mesin pencacah untuk menghaluskan ukurannya. "Bahan baku yang sudah dicacah itulah yang kemudian masuk proses peletisasi dengan ukuran standar," ujarnya. Dari mesin pembuat butiran pelet itu, sebelum dikemas maka terlebih dahulu harus melewati proses pengeringan lagi dengan cara dijemur.

Sumber : banjarmasin.tribunnews.com

Kamu mungkin juga menyukai